Sabtu, 30 Maret 2013

Diklat Prajabatan Golongan 2 Angkatan 35 Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2012


Mahasiswa Modal Dengkul (PGSD UNDERCOVER 4)

Dunia mahasiswa memang dunia yang mengasyikan. Selama 4tahun menjadi mahasiswa, sudah banyak sekali suka duka yang saya rasakan. Dari mulai pusing gara-gara banyak tugas sampai pusing gara-gara krisis financial. Itu dukanya, kalau sukanya mungkin jadi bisa punya banyak teman.

Sewaktu masih kuliah saya mempunyai banyak sekali teman dengan berbagai karakteristik. Ada yang jenius, ada yang pemalas, ada yang pemalu, ada yang gokil, ada yang dandananya selalu trendi, ada yang nyleneh, dan ada pula loh yang cuma modal dengkul.

Mahasiswa modal dengkul banyak saya jumpai di kampus tempat saya menimba ilmu dulu. Mahasiswa seperti ini sebenernya serba pas-pasaan. Otak pas-pasan, tampang pas-pasan, bahkan dompetpun juga pas-pasan.

Namun anehnya mahasiswa jenis ini prestasi akademiknya tergolong bagus dan memuaskan. Yah kalau untuk IPK tidak kurang dari 2,75. Awalnya saya sempat kaget kenapa bisa seperti itu. Dan ternyata setelah saya amati, semua itu tak lepas dari kehebatan berstrategi.

Mahasiswa modal dengkul punya strategi yang cukup jitu untuk meraih prestasi yang memuaskan. Strateginya sebenernya sangat sederhana, namun terbukti ampuh. Mereka cukup mendekati salah satu cewe rajin yang ada di kampus, terus menjadikan mereka pacar. Setelah itu baru dech mulai cuap-cuap.

Kebanyakan mahasiswa cewe memang rajin-rajin banget. Mereka rajin mengerjakan tugas dari dosen. Inilah yang selalu dimanfaatkan oleh mahasiswa modal dengkul. Mahasiswa modal dengkul tidak pernah mengerjakan tugasnya sendiri. Mereka selalu minta tolong pacarnya untuk mengerjakan. Jadi seberat apapun tugas dari dosen pasti akan selesai tepat waktu.

Dan bukan cuma minta tolong mengerjakan tugas dari dosen. Mahasiswa modal dengkul biasanya juga minta tolong pacarnya untuk mengerjakan soal pas ujian. Yah minim-minimnya pacarnya dijadikan sumber contekanlah.

Jadi setelah mengetahui ini semua saya sudah tidak kaget lagi kenapa prestasi mahasiswa modal dengkul cukup bagus dan memuaskan. Cukup menggelikan memang, tapi itulah mahasiswa. Punya style dan gayanya sendiri-sendiri.

Dosen Cabul (PGSD UNDERCOVER 3)

Ini adalah seri ke-3 dari tulisan saya yang berjudul “PGSD UNDERCOVER”. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas salah satu karakter dosen yang ada di PGSD FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN.

Ada salah satu karakter dosen yang cukup unik di kampus tempat saya menimba ilmu dulu. Walaupun karakternya cenderung negatif. Karakter yang saya maksud adalah karakter “Dosen Cabul”. Saya tidak akan menyebutkan siapa nama dosen tersebut, karena saya menghormati yang namanya kode etik. Dan saya menulis tulisan ini juga bukan bermaksud untuk membeberkan aib seseorang. Di sini saya cuma pingin menyampaikan fakta seputar PGSD yang mungkin tidak diketahui oleh dunia luar.

PGSD FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN yang terkenal sebagai pabrik pencetak calon guru ternyata mempunyai dosen gebleg. Dosen yang mempunyai otak cabul. Dosen tersebut adalah seorang laki-laki yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Tapi aneh, walaupun sudah berkeluarga dan mempunyai anak beliau ini masih saja hobi mendekati mahasiswi-mahasiswi yang cantik-cantik.

Suatu saat saya pernah menjumpai beliau sedang duduk berhimpitan dengan seorang mahasiswi di lobi kampus. Dan pernah juga saya melihat beliau berjalan dengan seorang mahasiswi sambil merangkulnya.

Saya tidak begitu kaget dengan pemandangan tersebut. Karena itu terjadi bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Perlakuan dosen tersebut sangat spesial kepada para mahasiswi, terutama kepada mahasiswi yang cantik-cantik dan berpenampilan menarik.

Dulu waktu saya masih kuliah di situ, saya mempunyai seorang teman mahasiswi yang boleh dibilang cantik dan berpenampilan cukup menarik. Dia mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan sang dosen. Kalau menurut saya sebenernya dia sih tidak begitu pintar. Tapi dia nilainya selalu bagus untuk mata kuliah yang diajarkan oleh sang dosen cabul.

Otaknya yang sangat cabul ternyata membuat pola pikir dosen tersebut tidak objektif. Siapa saja yang cantik-cantik dan dekat dengan dosen tersebut pasti akan mendapatkan nilai yang bagus. Walaupun sebenernya mahasiswa tersebut tidak begitu pintar. Nilai A adalah suatu bayaran bagi mahasiswa cantik dan berpenampilan menarik yang mau dekat dengan sang dosen cabul.

Selain hobi mendekati mahasiswi yang cantik-cantik, ternyata sang dosen juga mempunyai hobi lain yang cukup unik. Beliau hobi sekali mengumpulkan “File Fakir Miskin” dari para mahasiswanya.

“File Fakir Miskin” adalah istilah yang dia ciptakan sendiri. File fakir miskin artinya adalah file yang isinya orang-orang yang sangat miskin atau orang-orang yang tidak mempunyai baju dan busana. Pasti para pembaca sudah tau apa yang saya maksud.

Ada seorang kakak kelas yang pernah bercerita kepada saya. Katanya kalau dia ketemu dengan sang dosen pasti selalu dimintai file fakir miskinnya. Pernah saya melihat dia pulang dari kampus dan saya tanya dia habis ngapain di kampus. Dan dia menjawab “habis setor file fakir miskin kepada pak dosen”. Jadi bisa dipastikan sang dosen cabul menyimpan banyak sekali file fakir miskin di laptopnya.

Tak Tahan Kritik (PGSD UNDERCOVER 2)

Saya adalah alumni D2 dan S1 PGSD FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN. Saya lulus D2 tahun 2009 dan kemudian langsung melanjutkan atau transfer ke S1 pada tahun itu juga. Dan akhirnya pada bulan Juli tahun 2011 saya dinyatakan lulus S1. Sebagai seorang alumni saya selalu mengamati perkembangan kampus dan juga para mahasiswanya.

Saya cukup kaget melihat kualitas adik-adik kelas yang sekarang. Saya sering mendapat masukan dari teman-teman guru yang sekolahnya dijadikan sebagai tempat praktek mahasiswa PGSD. Kata mereka kualitas mengajar mahasiswa S1 PGSD jaman sekarang tidak lebih baik dari mahasiswa D2 jaman dulu. Dengan sistem perkuliahan yang sekarang, membuat mereka selalu dijejali dengan banyak materi dan teori namun kesempatan untuk melakukan praktek sangat minim. Sehingga kalau mereka disuruh praktek di lapangan, akan kelihatan sangat kacau dan amburadul.

Melihat keaadan yang demikian tentu saya sebagai seorang alumni tidak akan diam saja. Saya pingin adik-adik saya yang sekarang bisa menjadi produk lulusan PGSD yang lebih baik dan berkualitas. Saya mencoba memberikan kritik terhadap mereka melalui sebuah grup yang ada di Facebook. Grup tersebut namanya HIMA PGSD FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN. Grup tersebut memang awalnya terbuka untuk umum. Siapa saja diberi kesempatan untuk masuk ke grup tersebut.

Dan di grup tersebut semua berhak melakukan apa saja. Termasuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan kegiatan kampus, seperti: promosi jualan pulsa, promosi jualan blangkon, membuat postingan alay, dan sebagainya. Yeach cukup memprihatinkan memang. Tapi yang paling membuat saya bersedih adalah mind set mereka yang tidak open minded terhadap kritik. Terutama mahasiswa-mahasiswa yang punya jabatan di kepengurusan HIMA. Saat saya mencoba memberikan kritikan terbuka dan membangun ternyata mereka menyikapinya dengan serampangan. Mereka malah menganggap saya sedang membuat kekacauan di grup. Dan akhirnya saya pun dikeluarkan dari grup tersebut. Padahal saya memberikan kritikan bukan untuk mengacaukan grup. Tetapi saya pingin memberikan pembelajaran kepada mereka agar mereka bisa merubah sikap dan bisa menjadi lebih baik lagi. Di situ saya bicara fakta dan realita. Orang yang pingin maju dan berkembang harusnya bisa open minded terhadap kritik. Bukanya malah berfikir picik dan serampangan. Apapun kritikan yang diberikan kepada kita, harusnya kita bisa menerimanya dengan hati terbuka. Apa lagi kalau niat dari si pengkritik itu baik dan tulus. Walaupun bentuk kritikanya agak sedikit menusuk hati. Tapi apapun itu bukankah kita tidak boleh menilai segala sesuatu dari artifisialnya saja? Kita harus menilai secara maknawi.

“Guru yang tidak tahan kritik boleh dimasukan ke dalam tong sampah. Tidak ada manusia yang sempurna. Guru bukanlah dewa yang selamanya benar. Dan murid juga bukan kerbau.”
¤Soe Hok Gie¤

PGSD UNDERCOVER






13523156522015987758

Nama saya Rahman Mourinho. Saya adalah seorang Playmaker (Baca Guru). Saya adalah Sarjana Pendidikan Jebolan PGSD FKIP UNS KAMPUS VI KEBUMEN TAHUN 2011. Saya menimba ilmu di kampus tersebut selama 4 tahun. 4 tahun adalah waktu yang cukup lama. Selama berada di sana sudah banyak sekali kisah dan cerita yang saya ukir.

Ada cerita yang menyenangkan, menyedihkan dan juga cerita yang lucu. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan sedikit fakta tentang PGSD yang mungkin jarang diketahui orang. Ada 2 buah fakta yang ingin saya sampaikan di sini. Yaitu fakta tentang mahasiswa dan fakta tentang dosen PGSD.

Ada fakta menarik tentang mahasiswa PGSD. Copy Paste adalah salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh mahasiswa PGSD. Selain kebiasaan tersebut juga ada kebiasaan lain yang cukup nyleneh. Yaitu kebiasaan tidur di kelas saat jam kuliah. Ada lagi fakta yang cukup mencengangkan dari mahasiswa PGSD. Banyak sekali mahasiswa PGSD yang hobi mengibuli orang tua sendiri. Yang mereka kibuli adalah masalah uang registrasi atau SPP kuliah. Biaya sebenarnya cuma 2,4jt tapi mereka melaporkanya ke orang tua biasanya sekitar 4jt’an.

Selain mahasiswanya yang unik, PGSD KEBUMEN juga mempunyai dosen-dosen yang unik. Ada bermacam-macam karakter dosen di PGSD. Ada dosen yang kejam, ada dosen yang pemalas, dan ada juga dosen yang cabul.

#Bersambung

Ekspedisi Berandal Malam (Menentukan Arah)

Saat menjelang akhir masa SMA, saya mulai dipusingkan oleh sesuatu. Saya selalu sibuk untuk memikirkan mau ke mana setelah saya lulus SMA? Lalu munculah sebuah jawaban yaitu “Kuliah”. Setelah satu pertanyaan terjawab, muncul lagi pertanyaan berikutnya. Yaitu mau kuliah di mana?

Itu pertanyaan yang tidak mudah bagi saya. Dan saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu sendiri. Akhirnya saya mencoba berdiskusi dengan orang tua untuk memutuskan jawabanya.

Sejak kecil cita-cita saya menjadi guru. Saya memang dibesarkan di keluarga guru. Ayah dan kedua kakak perempuan saya adalah seorang guru. Oleh karena itu saya pingin sekali mengikuti jejak ayah dan kakak-kakak saya.

Setelah berdiskusi dengan orang tua, pertanyaan pun terjawab. Kata orang tua saya ada 2 tempat yang bisa saya pilih. Yang pertama adalah UNY Yogyakarta dan yang kedua adalah UNNES Semarang. Dan saya lebih memilih yang kedua yaitu UNNES Semarang.

Kedua kakak saya adalah jebolan UNY Yogyakarta, oleh karena itu saya pingin mencoba sesuatu yang baru. Tempat kuliah sudah diputuskan dan selanjutnya tinggal memutuskan jurusan apa yang akan saya ambil.

Dari awal sebenarnya lebih condong ke guru SMA. Saya sangat berminat sekali menjadi guru sosiologi atau guru sejarah. Kedua pelajaran tersebut adalah pelajaran yang paling saya sukai sewaktu SMA. Tapi ayah saya menyaran untuk menjadi guru SD saja. Kata ayah saya, guru SD peluang diangkat menjadi PNSnya itu lebih besar. Soalnya jumlah sekolahan SD yang ada di kabupaten Banyumas itu lebih banyak dari pada sekolahan SMA. Sehingga bisa disimpulkan bahwa guru SD itu lebih dibutuhkan dari pada guru SMA.

Kemudian saya pun berfikir, ternyata benar juga apa yang dikatakan oleh ayah saya. Jadi saya putuskan untuk kuliah di UNNES mengambil jurusan PGSD.

Dan di pertengahan semester 2 pendaftaran mahasiswa baru di beberapa Universitas mulai dibuka. Mendaftarnya secara kolektif lewat sekolah. Pendaftaranya pun ada 2 jalur, yaitu jalur PMDK dan jalur ujian atau tes. Lalu saya mencoba mendaftar di UNNES. Kalau di UNNES pendaftaran mahasiswa baru dibuka melalui jalur ujian tulis. Dan khusus jurusan PGSD ada 2 buah tesnya. Yaitu tes tertulis dan tes wawancara. Pada saat mendaftar, saya diharuskan memilih 2 jurusan. Lalu saya pun memilih S1 PGSD pilihan pertama dan S1 Pendidikan Sejarah untuk pilihan yang kedua. Setelah proses pendaftaran selesai, beberapa minggu berikutnya saya mengikuti tes di Semarang.

Satu bulan setelah tes, hasilnya pun diumumkan. Dan saya dinyatan diterima. Tapi bukan untuk jurusan S1 PGSD, melainkan jurusan S1 Pendidikan Sejarah. Saya sedikit kecewa karena gagal masuk S1 PGSD. Dan sayapun memutuskan tidak mengambil S1 Pendidikan Sejarah. Saya akan mencoba mendaftar lagi di UNNES pada kesempatan berikutnya melalui jalur SPMB Nasional.

Ekspedisi Berandal Malam (Falsmania Sejati)

Ini adalah kisah perjalanan hidupku dalam mengejar cita-cita. Dan perjalanan ini dimulai sejak saya duduk di bangku SMA.

Saya adalah alumni SMA Negeri Banyumas tahun 2007. Selama 3 tahun saya menimba ilmu di sekolah tersebut. Salah satu sekolah terbaik yang ada di Kabupaten Banyumas. Masa-masa di SMA adalah masa-masa yang cukup menentukan dalam perjalanan hidup saya.

Sewaktu SMA saya berteman dengan orang-orang hebat. Dan mereka adalah orang-orang yang cukup berpengaruh dalam hidup saya. Sejak SMA saya hobi sekali mendengarkan musik. Hampir setiap hari saya menyetel radio di rumah.

Chanel radio yang dulu sering saya perdengarkan di rumah adalah Yasika FM Purwokerto, Vika FM Purbalingga, SBS FM Purbalingga dan Metro FM Purwokerto. Dan yang paling spesial menurut saya adalah Vika FM Purbalingga.

Setiap hari sabtu malam minggu Vika FM selalu menyiarkan acara yang khusus memutarkan lagu-lagu Iwan Fals. Dan sayapun sering sekali mengirimkan sms untuk request lagu. Iwan Fals adalah musisi favorit saya. Dan lagu milik Iwan Fals yang paling saya sukai adalah “Berandal Malam Di Bangku Terminal”

Lagunya enak didengar, sederhana namun penuh makna.

“Sampai kapan ku akan bertahan, dicaci langit tak sanggup menjerit” itu adalah penggalan lirik yang ada di dalam lagu tersebut. Lagu ini selanjutnya selalu menjadi soundtrack dalam hidup saya.
Saya menyukai Iwan Fals sejak SMA. Kakak laki-laki saya adalah seorang Falsmania Sejati. Di kamarnya banyak sekali poster Iwan Fals. Namun sejak kakak saya memutuskan untuk pergi merantau ke Malaysia, poster-poster yang ada di kamar kakak saya semuanya di bersihkan. Termasuk poster Iwan Fals yang besar-besar.

Pada saat SMA kelas 3 saya masuk ke kamar kakak saya. Lalu saya membuka lemari pakaian milik kakak saya. Dan di sana saya menjumpai sebuah kaset Iwan Fals. Lalu saya ambil kaset tersebut dan saya setel kaset tersebut di tape recorder. Ternyata lagu-lagunya Iwan Fals bagus-bagus. Ada banyak sekali pesan yang disampaikan Iwan Fals melalui lagunya tersebut. Dan tema lagunyapun cukup bervariasi. Dari mulai kritik sosial, pertemanan sampai percintaan.

Sejak saat itulah saya mulai menyukai Iwan Fals. Dan mulai saat itu saya mentasbihkan diri sebagai seorang “Falsmania Sejati”.

Seperti Mimpi

Berjumpa denganmu ketika sore nampak begitu cerah
Kau mengajaku menari di atas taman bunga yang begitu indah
Lalu ketika malam menjelang
Kita sama-sama pulang

Keesokan harinya kita kembali bertemu di tempat yang sama
Senyumu nampak lebih manis dari yang sebelumnya
Dengan lembut kau ucapkan sesuatu
Kau begitu bahagia berada di sampingku

Akupun tertawa bangga mendengar kata-katamu
Aku merasa beruntung menjalani hari-hari indah bersamamu
Ini semua seperti mimpi
Mimpi yang kutulis dalam sebuah puisi

Sosokmu adalah goresan pena hasil imajinasi
Senyumu adalah rangkaian kata isyarat hati
Cerita ini seperti mimpi
Mimpi yang kutulis dalam sebuah puisi

Kang Jenggul (Ngaku Islam Aja Mung Nang KTP Tok)

Sore kie hawane mendung temen yah? Kayane anu garep udan loh. Mangkat ngarit apa ora yah jan?
Tok tok tok tok tok Assalamualaikum

Kang Jenggul: Walaikumsalam. Eh koe Man. Ngeneh mlebu man. Ana apa kie? Tumben sore-sore dolan meng umahku.

Rahman: Iya kie kang enyong genah arep nyamper rika kon mangkat ngarit koh. Tapi hawane kayong ora mitayani banget. Kayong garep udan apa yah kang?

Kang Jenggul: Kayane loh man. Mendung banget pancen kiye.

Rahman: Dadi dewek garep mangkat ngarit apa ora kiye kang?

Kang Jenggul: Tetep mangkat baelah. Ngger ora mangkat ngarit mengko wedusku garep mangan apa? Sega apa? Ya ora pada doyan yah

Rahman: Gaxgaxgaxgax ya ayuh nek garep mangkat kang. Gageyan mbok selak udan

Kang Jenggul: Ya aja langsung. Bar ngasar bae mbok? Yuh pada ngasar ndipit nang langgar.

Rahman: Ya nganah rika bae kanglah. Enyong tah ora. Anu lagi males banget sembayang koh.

Kang Jenggul: Seh seh seh seh. Wong wis dadi kewajibane koh males. Kanan-kanane kepriwe koe koh man? Koe wong islam pa udu sih?

Rahman: Ya islam koh kang.

Kang Jenggul: Lah jerene wong islam kon sembayang koh males. Islam kue ora mung nang KTP tok man. Tapi nang perbuatan juga. Ngakune islam tapi ratau sembayang kue jenengane ya wong munafik man. Sembayang kue tiang agama. Ibadah sing pertama ndipit di hisab nang gusti Allah kue sembayang man. Bar kue nembe ibadah liane. Paham ora kue jal ?

Rahman: Iya mandan paham kang.

Kang Jenggul: Dadi percuma bae man misale ana wong kelakuane maen banget, sregep nulungi wong liya tapi deweke ora tau sembayang. Genah ibadah sing pertama ndipit di deleng nang gusti Allah kue sembayang. Dadi eman-eman banget ngger koe wong islam tapi ratau sembayang man.

Rahman: Iyalah kang enyong siki wis temenan paham.

Kang Jenggul: Nah kaya kue. Ayuh pada sembayang bareng nang langgar. Bar kue gari mangkat nggolet suket.

Sajak Cinta Penggila Bola

Kisah cinta kita laksana arena pertandingan sepak bola

Aku dan kau bersatu di atas strategi cinta penuh makna

Formasi bahagia menentang derita

Menyerang bertahan itu hal yang biasa

Menyerang saat kita berdua berusaha untuk selalu bertemu walau terhalang benteng kokoh bernama jarak dan konflik

Kita tidak berusaha untuk saling mengalahkan, melainkan untuk saling menguatkan

Bertahan adalah saat aku dan kau mencoba sekuat tenaga menahan egosentris demi keutuhan cinta kita berdua

Perpaduan keduanya akan menghasilkan keseimbangan

Tekad kuat untuk selalu bersatu

Dan menahan ego kala keretakan semakin menekan

Mengatur irama permainan itu perlu

Sebab harmoni dan keselarasan nada akan semakin mengindahkan hubungan kita

Ada suatu masa dimana kita harus berfikir pragmatis

Mencoba melupakan proses yang begitu menyakitkan

Demi keindahan hasil akhir yang kita impikan

Gool adalah teriakan kemenangan kala tuhan menyatukan kita di atas podium bertitel pernikahan